Rabu, 05 Juni 2013

NSI Nichiren Soshu di indonesia



Pendahuluan
Dari beberapa buku yang menyatakan bahwa menyebabkan muncul aliran-aliran atau sekte-sekte, sekte ini lahir di Jepang oleh pendirinya Nichiren Daishonin (1222-1282) dan yang asal mulanya dari sekte Tendai (Jep.) (T’ien- t’ai). Nichiren Daishonin, sesudah menobatkan ibu bapaknya masuk kepercayaan baru itu,dia pergi ke kamakura bermaksud untuk memulai suatu revolusi keagamaan, beliau adalah seorang bhiksu Jepang yang militan yang tidak sependapat dengan Buddhism Mahayana yang telah ada di jepang  yaitu sekte-sekte: Amida (Jodo) ,
Zen  (Ch’an) , Shingon (Tantra) , Ritsu (Vinaya) , Tendai (T’ien-t’ai) . ketika Nicherin Daishonin berbagai rintangan menyebarkan ajaran Nichiren soshu sehingga pada masa penyebaranya  beliau mempunyai murid , yaitu sebagai pengikut atau sebagai pewaris Nichiren-Soshu, sehingga berkembang di berbagai Asia termaksud di Indonesia, dan sekitar tahun 1960-an Agama Budha Nichiren Soshu mulai masuk ke indonesia namun hanya di anut oleh beberapa orang saja itupun penganut asli jepang yang bertugas di Indonesia baru pada bidang agama, politik dan juga dalam organisasi-organisasi itu hanya karena timbulnya rasa yang tidak puas dari apa yang ia dapatkan dan juga perbedaan pandangan yang dianggap sebagai pokok-pokok sebuah ajaran.[1]

1.     Sejarah perkembangan Nichiren Shoshu
                Nichiren Shoshu adalah sebuah aliran Agama Buddha yang berasal dari jepang pada abad ke-13.  Yang dipelopori seorang pembaharu yakni bikhsu Nichiren Daishonin (1222-1282).  Sekte Nichiren Shoshu ini berpusat di Taisikiji, Fujinomia, propinsi Shizuoka, Jepang.  Sekte ini juga menjadikan pewaris Dharma kedua, Nikko Shonin, dan pewaris Dharma ketiga, Nichimoku Shonin,  sebagai sebagai pendiri sekte Nichiren Shoshu.
Agama Buddha menyebar dari india ke Tiongkok, lalu ke korea lalu masuk ke-jepang. Berbeda dengan Agama lain, agama Buddha sangat terbuka alias terus terang mengungkapkan dasar pokok pendirian sektenya,  atau alasan Buddhalogisnya.  Dalam terminologi buddhisme dinamakan dasar sutra. Sutra adalah catatan tertulis dari ajaran sang buddha Sakyamuni, dan jumlahnya mencapai puluhan ribu. Secara logika tentunya teramat sulit untuk mengetahui apa lagi memahami dan menguasai semua sutra-sutra itu. Sehingga secara aktual penganut awan Buddhisme biasanya mengacu kepada Bhikhsu sebagai guru Dharma pribadi masing-masing .setelah sang Buddha Sakyamuni meninggal, Air Dharma diwariskan kepada Ananda, dan ananda mewariskan kepada penerus-penerus berikutnya antara lain Nagarjuna Vashubandu, Tien Ta’i, Dengyo dan seterusnya.kalau dilihat dari dasar Buddhalogi, Nichiren Shoshu berawal dari Saddharma Pundarika Sustra versi terjemahan dari Kumarajiva, serta sastra Ichinen Sanzen, Hokke Mong-gu, dan Hokke Geng-gi karya maha guru Tien Ta’i, maha guru Mio lo, maha guru Dengyo.
Sastra adalah penjelasan, penguraiaan, pemaknan dari sebuah sutra. Kumarajiva adalah seorang bhikku dari india yang menyebarkan agama Buddha  ke Tiongkok, Biliau adalah salah satu peterjemah sutra dari bahasa sanskerta ke dalam bahasa Tionghai yang sangat terkenal dan terpecaya. Kumarajiva diyakini mampu  “memindahkan” makna sutra dari bahasa sanskerta ke bahasa Tionghai dan karya agung beliau tersebut sampai saat inin masih ada dan masih ditertipkan dalam buku  di Jepang dan Taiwan. Sebagai “bukti’ hal tersebut ketika beliau wafat dan kremasi, lidah beliau, tidak bisa terbakar.
Di Tiongkok,Mahaguru Tien T’ai menyebarluaskan Saddharma Pundarika Sutra. Dalam bahasa Tionghoa Saddharma Pundarika Ssutra disebut Miao Hua Lien Hwa Cing dan dalam bahasa Jepang dibaca Myohorengekyo. Sutra Saddharma  Pundarika adalah  ajaran Buddha Sakyamuni mazhab Mahayana. Dari Tiongkok Myohorengekyo atau Saddharm Pundarika sutrsa atau disebarkan ke jepang oleh maha guru Dengyo.
Buddha Nichiren Daishsonin terlahir denga nama Zannichi Maro pada tanggal 16 Februari 1222 di desa kecil kominato, Provinsi Awa  (sekarang daerah Chiba)  Jepang. Sejak usia 12 tahun Zennichi Maro masuk ke kuil untuk menjadi bhikkhu. Pada usia 16 tahun dia ditasbihkan menjadi bhikkhu dengan nama Zhezo –bo Renco.
Setelah lebih 20 tahun mempelajari berbagai sutra dari sekte-sekte di berbagai kuil, maka beliau berkesimpulan hanya Saddharma Pundarika sutra yang merupakan sebagai ajaran terpokok dari Buddha Sakyamuni yang bisa menyelamatkan umat manusia dari dari berbagai penderitaan hidup dan mati. Sejak itu beliau menyebut diri Nichiren.  Bertujuan untuk mengembalikan ajaran Buddha kepada bentuk yang murni  yang akan menjadikanya dasar dari perbaikan  masyarakat Jepang,  dan menolak ritualisme dan sintementalisame  aliran tanah sucih, melahan semua kesalahan, agresif, patriotis tetapi eksklusif. [2] Pemimpin yang memiliki karismatik. Ia mengajarnya bahwa keselamatan dapat didapat atau di capai dengan mengucapkan dengan kata-kata suci. Beliau juga tidak ragu-ragu untuk mengkritik orang lain.  Dengan menpunyai spiritual yang tinggi ia dapat mengetahui tentang ramalan bahwa bangsa mongo; akan kerajaan Jepang.
Nichiren mula-mula mempelajari agama Buddha melalui ajaran-ajaran  sekte tendai.dari hasil studinya itu , ia menyadari bahwa agama Buddha  sudah terpecah-pecah dan memperlemah dasar dengan munculnya beranekan macam sekte dan oleh keingina-duniawi para pendeta agama Buddha. [3] Ia beranggapan bahwa semua sekte itu telah menyimpang dari ajaran Sakyamuni yang asli karena itu tujuan utama Nichiren adalah mengembalikan agama buddha kepada bentuknya yang  murni yang akan di jadikan dasar perbaikan Masyarakat.
Nichiren  berkeyakinan bahwa ajaran Buddha yang murni hanya terdapat dalam lotus sutra yang ditulis beberapa abab sesudah masa sakyumi. Kitab sutra tersebut kemudian dijadikan kitab utama  yang menjadi dasar ajaran yang di kemukakanya.
2.     Ajaran-ajaran Nichiren Shoshu
Pada usia 23 tahun, ia kembali menuju Seichoji. Pada tanggal 28 April 1253, ia memberikan cerama mengenai hasil terpenting dari studinnya selama ini kepada para Sangha dan para petani yang telah berkumpul di Seichoji dalam ceramah tersebut ia mendeglarasikan bahwa Nammyohorengekyo adalah satu-satunya  ajaran dimasa mutakhir yang dapat membimbing umat manusia menuju pencapaian Buddha pada masa hidupnya.
Dalam kesempatan itu ia memproklamirkan dirinya dirinya sebagai Bhikku muda Nicherin Doisyonin pendiri agama Buddha Nicherin Shoshu. Kata Nicherin artinya matahari dan Ren artinya teratai. Jadi Nichiren adalah Teratai Matahari. Selanjutnya ia mendapatkan gelar penghargaan dariumatnya “Daisyonin” yang artinya gelar kehormatan besar bagi kebijaksanaan dan kesuciaan.  Dengan deklarasi itu Nicherin menolak faham-faham yang selama iniyang berkembang di Jepang dan mengecam keras sekte Buddha lainya. Seperti Amidaisme, zen, Nembutsu, shigon dan ritsu. Menurutnya semua faham tersebut telah menyebabkan ketidakbahagiaan umat manusia.  Nicherin ingin mengembalikan agama Buddha kepada ajaran murni yang dijadikan dasar perbaikan masyarakatan.
Pada bulan juli 1257 tahun Jepang dilanda bencana alam yang sangat hebat. Gempa silih berganti, kemarau yang berkempanjangan, kelaparan dan wabah penyakit yang menjangkit hampir di seluruh negeri senhingga menghasilkan banyak korban.  Pemerintah kebingungan dan do’a-do’a yang dikirimkan dari kuil dan para bhikku semua tidak efektif dan tidak mampu menghentikan bencana.  Nicherin doisyonin menyiapkan bukti dokumentasi mengenai sebab-sebab terjadinya mala petaka terssebut dan kebijaksanaan untuk menyelesaikan berdasarkan faham ajaran Buddha, dengandengan mengadakan riset. Pada tanggal 16 juli 1260, Nicherin Doisyonin mengerjakan tesis yang berjudul “Risho  Ankoku  Ron” yang artinya “ menegakkan hukum sakti, serta menentramkan dan menyesejahterakan  masyarakat” dalam tesis ini ia menjelaskan bahwa terjadinya malapetaka diseleru negeri disebabkan karena bangsa jepang mefitna Hukum Sakti atau hukum yang benar dan percaya kepada ajaran yang yaitu percaya kepada Buddha Amida.  Kemudian pada tesisnya juga meramalkan bahwa dua bencana besar akan menumpa Jepang,yaitu invasi luar negeri dan perang saudara akan semakin meluas, namun Nicherin juga memberikan harapan bahwa jika pola kehidupan masyarakat Jepang sesuai dengan hukum yang benar, maka kedamaian dan kesentosaan akan memberkai negara, akan tatapi pemerintah tidak menghiraukan peringatan dan harapan itu, bahkan pada tanggal 27 agustus 1260 pemerintah bekerjasama dengan para Bhikku Nembutsu untuk membunuh Nicherin Doisyonin, namun Nicherin Doisyonin berhasil selamat. Pada tanggal 18 januari 1268 surat Kubilai Khan tiba di Jepang dengan tuntunan  Jepang harus takluk pada kerajaan mongol dan membayar upeti atau akan diserang apabilatidak memenuhi tuntunan tersebut.  Surat dari kerajaan mongol menjadikan bukti dari ramalan Nicherin Doisyonin, kemudian ia mengirim surat kepada pemerintah agar kembali ke prinsip Risso Aknkoku Ron. Dan mendesak agar meninggalkan  kepercayaannya yang sesat serta meminta untuk membuktikan ajarannya.
Pada tahaun 1271 seluruh negeri dilanda kemarau yang sangat panjang,dari pemerintah  meminta Ryokan dari kuil Gokuraku, seorang Bhikku dari dari sekte Shigon-Ritsu untuk berdo’a agar turun hujan, mendengar hal ini Nicherin Doisyonin menentang Ryokan bahwa beliau bersedia menjadi murid Ryokan jika ia berhasi lmenurunkan hujan, tapi sebaliknya apabilah ia gagal maka Ryokan akan menjadi muridn Nicherin  Doisyonin. Namun do’a yang di bacakan Ryokan tidak berhasil menurunkan hujan dan dia tidak memenuhi janjinya.
Nam-myoho-renge-kyo
Nam-myoho-renge-kyo:yang berarti aku mengabdikan diriku terhadap kebenaran falsafah hidup yang tak terkatakan kedalam dan keindahannya yang dijelaskan didalam Sutra Teratai yang mengandung ajaran Buddha yang paling luhur” [4] Dengan kata lain mengabdikan dirinya terhadap semua realitas hidup kepada alam semesta. 
Nicherin Doisyonin berpendapat bahwa hanya dengan menyatu dengan alam semesta akan mencapai kebahagiaan mutlak.  Kata Nam-myoho-renge-kyo bukan hanya semata-semata becaan akan tetapi seperti do’a yang akan berdampak kepada perbuatan.
Gohonzon
Gohonzon  adalah sesuatu yang menjadi pusat pemujaan yang telah diajarkan Nicherin Doisyonin yang di amanatkan kepada setiap yang percaya kepada Nicherin dan ajaran-ajarannya yang benar.  Sebagai suatu benda pusat pemujaan bagi semua orang dimana saja, dia mengukir Dai-Gohonzon agung. Yang kini di tempatkan di ruangan utama Sho-Hondo dari Daisheki-ji,  kuil utama Nicherin Shoshu siapapun yang bertawakal pada Dai-Gohonzon dan mengucapkan  Nam-myoko-kyo kepadanya maka dia akan merasa roh individuhnnya akan menyatuh dengan roh semesta.
Teori Kaidan
Kaidan adalah suatu balai Bdhis tempat calon para pendeta mengangkat nadar keagamaan.  Dalam ajaran Budhisme  Nichiren Doisyonin kaidan merupakan tempat pusat pemujaan dimana semua orang dapat menyatakan kebulatan tekat mereka untuk mengubah hidup mereka untuk memperbaiki diri dan seluru umat manusia dengan cara membersihkan karma yang menyedihkan melalui kekuatan Dai-Gohonzo yaag maha besar.
3.      Nichiren Shoshu  di Indonesia 
Nichiren Shoshu mulai berkembang luas di Jepang ,setelah Perang Dunia II di bawah pendudukan tentara amerika,  yang membebaskan kehidupan beragama[5]. Para penganut membentuk organisasi masa umat awan bernama Sokagakai dan kemudian menjadi wadah dan motor penggerak penyiaran agama ini.  Pada awalnya agama Buddha Nichiren Shoshu Indonesia masih dianut oleh orang Jepang yang bertugas di indonesia pada tahun 1950-an.  Pada saat itu penganutnnya hanya terdiri dari beberapa keluarga saja.  Pada tahun 1960-an mulai membentuk pertemuan-pertemuan diskusi untuk mempelajari agama Buddha Nichiren Shoshu Indonesia dan mendapatkan banyak pengikut.
Shintaro Noda, pegawai Nissho Iwai, sejak tahun 1920-an telah menetap di Indonesia, sempat menjadi tawanan tentara sekutu  Jawa dan Australia, dan karena itu menderita berbagai penyakit, akhirnya di pulangkan tentara ke Jepang.  Di jepang beliau bergabung dengan Sokkagakai dan menganut Nichiren Shoshu berhasil dari sembuh penyakit.
Pada akhir tahun 1940 akhir Shintaro Noda, anggota Sokkagakai, pegawai Nissho Iwai kembali bertugas di Indonesia dan sekaligus menjadi penyiar agama Nichiren Shoshu sekaligus pimpinan Nichiren Shoshu sampai awal tahun1970-an dan secara organisatoris berafiliasi kepada Sokkagakai dan kemudian hari membentuk Sokagakkai internasional.
Pemerinta Orde Baru yang diskriminatif, mengkatagorikan semua agama Buddha sebagai unsur-unsur budaya Tionghoa yang tidak boleh berkembang dan segala kegitannya harus diawasi menimbulkan berbagai goncangan.  Terpaksa di buat yayasan Nichiren Shoshu Indonesia pada tahun 1967 yang sebenarnya dipimpin oleh bukan umat Nichiren melainkan saudara sepupuh dari seorang penganut , kondisi ini akhirnya meninbulkan kekacauan kepemimpinan karena pimpinan de facto Shintaro Noda berkewarganegaraan jepang tidak dapat menjadi pemimpin de jure. Akhirnya pada awal tahun 1970-an Shintaro Node disingkirkan dari kepemimpinan, dan munculah pimpinan baru,Senosoenoto, suami dari Kaiko Sakurai seorang anggota soksgakkai.
Di kemudin hari Senosoenoto berhasil mengajak kawannya Ir Soekarno,seorang mantan menteri pada masa Orde Lama, menjadi penganut dan kemudian menjadi sala satu pucuk pimpinan  NSI, Soekarno sangat aktif dalam organisasi agama Buddha di Indonesia,  mewakili  NSI menjadi pendiri organisasi yang sekarang bernama WALUBI, Soekarno wafat pada tahun 1981.
WALUBI merupakan wadah tunggal agama Buddha, berbentuk federasi dan bersifat konsultatif dan koordinatif [6]. WALUBI merupakan partner pemerintah dalam memberikan bimbingan serta dalam menyelesaikan berbagai masalah agama dan umat Buddha yang timbul dan terjadi di masyarakat. WALUBI mempunyai anggota 3 Sangha dan 7 Majelis yang terdiri atas :
a)      Sangha Agung Indonesia
b)      Sangha Theravada Indonesia
c)      Sangha Mahayana Indonesia
Majelis
1)      Majelis Upasaka Pandita Agama Buddha Indonesia (MUABI) yang setelah Kongres Umat Buddha Indonesia
2)      Majelis Pandita Buddha Dhamma Indonesia
3)      Majelis Dharma Duta Kasogatan, yang kemudian bernama majelis Kasogatan Tantrayana Indonesia
4)      Majelis Pandita Buddha Maitreya Indonesia
5)      Majelis Agama Buddha Nichiren Shoshu Indonesia
6)      Majelis Agama Buddha Mahayana Indonesia
7)      Majelis rohaniawan Tri Dharma Seluruh Indonesia
Pada tanggal 8 – 11 juli 1986 di jakarta diadakan Kongres I WALUBI yang pembukaanya dilakukan di Balai Sidang Senayan dan Presiden Sueharto berkenan membuka kongres ini. Dalam kongres ini tersususn pengurus baru yang di ketahui oleh Bhikku Girirakkho Mahathera. Pada tanggal 8 juli 1987 diadakan sidang Khussu Widyeka Sabha WALUBI tanggal 9 – 10 juli 1987 Widyeka Sabha WAALUBI telah mengambil keputusan bulat mengenai NSI (Nichiren Shoshu Indonesia) dengan tidak mengakuinya sebagai majelis agama Buddha karena antara lain :
NSI berisi ajaran dan doktrin yang menyimpang atau menyeleweng agama Buddha yang berpedoman pada Kitab suci Tripitaka/Tipitaka secara utuh terpaduh sebagaimana yang diajarkan oleh Buddha Gaotama /Sakyamuni. Keputusan ini dilaksanakan olekh DPP WALUBI  melalui pernyataan DPP WALUBI No. 01/ DPP /Sangha dan enam majelis agama Buddha.
4.     Perpecahan N ichiren Shoshu di Indonesia
Sejak akhir tahun 1970   sampai  pertengan tahun 1980,[7]  NSI  berkembang dan mencapai puncak kejayaannya.  Sebagaimana umumnnya perkembangan organsasi, bilamana telah berkembang pesat, maka pada tahap-tahap tertentu muncul masalah rule of the game, management asset/financial,dan mekanisme pertanggungjawaban  kepemimpinan organisasi. Tahun 1986  muncul usulan dan tuntunan untuk membuat AD dan ART  NS, yang memang belum ada. Draf AD  ART  disusun dan di buat oleh 9 orang atas permintaan Senosoenoto,yang dikemudian hari di kenal sebagai kelompok 9.
Intisari kelompok sembilan ini tidak terakomodasi, mereka disingkirkan,  AD,  ART,  NSI,  tak kunjung terwujud,merka lalu membuat yayasan visistakaritra pada tanggal 16 februari 1987, sehubungan dengan ketentuan undang-undang tentang yayasan di kemudian hari di bentuk yayasan visistakaritra, yang dimaksud untuk melanjutkan kegiatan visistakaritra sampai saat ini, dan secara subyektif berorientasi pada Sangha Nichiren Shoshu.
NSI sendiri sepeninggalan almarhum Senosoenoto, terpecah 2 karena adanya perbedaan pandangan mengenai siapa yang akan menjadi ketua umum berikutnnya, antara kubu pendukung wakil ketua umum  johan Nataprawira dan kubu wakil ketua umum kaiko Senosoenoto. Dalam suatu mukhtamar  akhirnya terpilihlah Suhadi Sendjaja dari kubu johan Nataprwira, dan saat ini masih menjadi ketua umum NSI. Namun keberadaan ini ditentang oleh Sangha Nichiren Shoshu. Akibatnya sampai sekarang ini Suhandi Senjaya dikeluarkan dari Nichiren Shoshu dan organisasi NSI tidak diakui sebagai Ormas penganut Nichiren Shoshu  di Indonesia.
Kubu Kaiko Senosoenoto mendirikan yayasan Pandita Sabha Buddha Dharma Indonesia, mengangkat anak perempuannya , Aiko sonosoenoto sebagai ketua umum sampainsekarang ini.  (BDI) kemudian sekitar tahun 2000-an ,  bersama Sangha Nichiren Shoshu  membentuk yayasan Pendidikan Sangha Nichiren Shoshu Indonesia yang diketahui oleh mantunnya  Keiko  Senosoenoto suminya Aiko Senosoenoto , Rusdy Rukmarata.
Yayasan Sangha inin “memiliki” dua buah kuil,  Myogan-ji terletak  Megamendung dan Hosei-ji terletak dijakarta kedua kuil tersebut  di pimpin kepala kuil Bhikku dari kuil pusat Taeseki-ji  Jepang.
Pada tahun 1992 terjadi pertikaian antara Sangha Nichiren Shoshu (di Jepang) dengan Sokagakkai/Sokagakkai internasional, dan berakibat Sokagakkai membentuk sekte tersendiri dan di beri nama Nichiren Sekai Shu, ke jadian ini juga berimbas ke indonesia ,sebagai umat Nichiren Shoshu yang ada membentuk kelompok baru bernama  Sokagakkai Indonesia yang berpusat  di kemayoran Jakarta, dan menjadi penganut sekte Nichiren Sekai Shu, yang tentu saja didukung oleh Sokagakkai internasional dan Shintaro Noda














Daftar Pustaka
·        Mukti Ali, Agama-agama di Dunia, yogyakarta, IAIN Sunan Kalijaga Press,1988, hlm 143
·        T. Suwarto, Buddha Dharma Mahayana, hlm 520
·        Djam’annuri, agama jepang, PT  Bagus Arafah. Yogyakarta 1981,hlm,34
·         Dewi Kayana Abadi, Sejarah Perkembangan Agama Buddha. Jekarta 2003, hlm,339












SEJARAH NICHIREN SHOSHU DI INDONESIA, AJARANYA DAN TOKOH-TOKOHNYA

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pada Matakuliah Agama Budha

Oleh :
WASLAN ABDUL CHOLIK
1111032100013




JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA
FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKART
2013
                                   



[1]  Drs. Suwarto T, Byddha Dharma Mahayana hal.520
[2] Mukti Ali, Agama-agama di Dunia, yogyakarta, IAIN Sunan Kalijaga Press, 1988, hlm 143

[3]  Djam’annuri, agama jepang, PT  Bagus Arafah. Yogyakarta 1981,hlm,34


[4]  T. Suwarto, Buddha Dharma Mahayana, hal 522

[5]  Djam’annuri, agama jepang, PT  Bagus Arafah. Yogyakarta 1981,hal
[6] Dewi Kayana Abadi, Sejarah Perkembangan Agama Buddha. Jekarta 2003, hal,339

[7]  Dewi Kayana Abadi, Sejarah Perkembangan Agama Buddha. Jekarta 2003, hal,339

0 komentar:

Posting Komentar